Rumput raja alternatif terbaik?
Jenis rumput lain yang sangat baik untuk digunakan sebagai hijauan pakan ternak adalah rumput raja. Rumput raja ini kalau nama latinnya adalah Pennisetum purpureum x Pennisetum thypoides.
Kenapa namanya panjang sekali? Itu karena rumput ini adalah hasil antara silangan rumput gajah ( Pennisetum purpureum) dengan rumput barja ( Pennisetum thypoides).
amanya kemudian di gabungkan. Sehingga nama akhirnya latin dari rumput raja adalah Pennisetum purpupoides.
Rumput raja ini lebih baik daripada rumput gajah. Lebih baik dari segi banyaknya hasil hijauan maupun dari segi kandungan nutrisinya.
Pada artikel saya sebelumnya tentang rumput gajah, produksi hijauan rumput gajah adalah 2,21 kg/m2. Kalau belum baca silahkan dibaca terlebih dahulu, ini link artikelnya, rumput gajah supaya maksimal untuk pakan sapi.
2,21 kg/m2 itu produksi hijaun rumput gajah sekali panen dengan ketentuan seperti pada artikel saya sebelumnya. Jadi kalau dibuat dalam satuan hektar maka produktifitasnya adalah sebanyak 22.100 kg/hektar atau 22,1 ton/ha/sekali panen.
Seandainya dalam setahun dipanen 12 kali, maka per tahun produksi hijauan rumput gajah adalah sebanyak 265,2 ton/hektar/tahun. Ini kalau panennya setiap 30 hari sekali, jarak panen ini sudah saya buat sangat dekat sekali.
Dibandingkan dengan rumput raja atau king grass, produktivitas rumput gajah ini kalah jauh. Produktivitas rumput raja adalah 1.076 ton/ha/tahun.[1]
Kandungan nutrisi rumput raja vs rumput gajah
Kandungan nutrisi rumput raja sedikit lebih tinggi dibandingkan rumput gajah. Misalnya kandungan protein kasar dari rumput gajah adalah sekitar 9%. Bisa anda lihat di artikel saya sebelumnya. Sedangkan protein kasar dari rumput raja adalah sekitar 11%.
Kandungan nutrisi rumput raja adalah Protein kasar 11,68% , Serat Kasar 25,48 , Ca 0,37% dan P 0,39% . Namun ada sumber lain yang menyatakan nilainya sedikit berbeda.
Perbedaan tersebut adalah kandungan dari rumput raja memiliki bahan kering 19.94%, protein kasar 12.23% dan bahan organik 88.83%.
Kenapa nilai ini berbeda-beda? Ini wajar karena kandungan nutrisi suatu bahan pakan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Khususnya hijauan, seperti rumput gajah, rumput odot dan rumput raja, usia pemanenan, kondisi tanah, cara penanaman dan dosis pemupukan sangat mempengaruhi nilai kandungan nutrisinya.
Jika kita mendapat informasi nilai kandungan nutrisi suatu bahan pakan, kita tidak bisa menjadikannya sebagai nilai yang pasti. Karena itu tadi, nilai suatu nutrisi dipengaruhi oleh proses dan cara ia dihitung.
Langkah paling amannya adalah dengan menganggapnya sebagai angka perkiraan.
Supaya lebih sederhana akan saya berikan tabel yang memberikan informasi tentang perbandingan kandungan nutrisi rumput gajah dan rumput raja.
Jika informasi mengenai kandungan nutrisinya kurang lengkap, sementara hanya itu informasi yang bisa saya himpun. Jika nanti menemukan data pelengkap, akan saya tambahkan kemudian.
Penanaman rumput raja[2]
Rumput yang ditanam dengan cara stek sangat mudah untuk dilakukan. Asalkan kebutuhan tanaman akan air tercukupi, rumput mudah sekali untuk tumbuhnya.
Iya kalau lahannya gratis, jadi tidak ada tuntutan terhadap target jumlah produksi hijauan. Kalau lahannya kita harus sewa, semestinya rumput ini ditanam dengan profesional, terawat supaya hasilnya sesuai dengan target yang ditentukan.
Rumput raja ini karakternya mirip dengan tebu. Kalau anda tahu cara menyetek tebu, maka otomatis Anda tahu bagaimana cara menanam rumput jenis ini.
Batang yang akan digunakan bibit adalah bagian yang tengah. Ini untuk menghindari bibit dengan usia terlalu muda atau terlalu tua karena pertumbuhannya tidak maksimal.
Ukuran batang yang baik adalah antara 1,5 – 2 cm. Satu stek batang biasanya terdiri atas 2 – 3 mata tunas.
Tidak usah dikelubas pelepah daun yang ada di batang. Ini untuk membantu supaya kandungan air dari bibit tidak cepat menguap. Apalagi kalau penanamannya di musim kemarau.
Jarak normal antar bibit adalah 1 m x 1 m. Jadi kalau per 1 hektar dibutuhkan bibit sebanyak 10 ribu stek bibit rumput raja.
Rumput raja ini jenis tanaman yang kebutuhan airnya cukup tinggi. Jadi perlu strategi dalam menanamnya.
Lahan persawahan, kebutuhan air mungkin tidak begitu menjadi persoalan. Akan tetapi berbeda halnya untuk lahan yang airnya sistem tadah hujan.
Penanaman sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan. Tujuannya supaya tiba musim kemarau, akar rumput ini sudah dalam, kuat dan dapat menjangkau sumber air yang lebih banyak.
Pemupukan perlu dilakukan. Untuk dosisnya tidak ada yang baku. Ini bisa disesuaikan dengan sumber daya yang ada dan dipunyai.
Pupuk bisa menggunakan pupuk komersial. Kalau mau hemat bisa menggunakan pupuk organik. Cara membuat pupuk organik bisa membaca artikel di bawah ini.
Waktu panen untuk hasil terbaik
Umur panen rumput raja itu menentukan terhadap kualitas hasil yang akan kita dapatkan. Misalnya jumlah tanaman segar dan kualitas kandungan nutrisinya.
Jika ingin mendapatkan panenan hijauan dengan jumlah banyak, panenlah pada usia tua. Jika ingin mendapatkan kandungan nutrisi yang maksimal, panenlah rumput raja di usia muda.
Hal ini dikarenakan saat masih muda tanaman memiliki kandungan protein kasar yang tinggi. Semakin tua kandungan proteinnya semakin menurun.
Lalu, berapa umur panen yang pas?
Ada penelitian yang temanya sangat baik sekali. Ia meneliti tentang beberapa umur panen rumput raja lengkap dengan hasil – hasilnya.[3]
Pada umumnya pemanenan pertama kali dilakukan setelah 90 hari setelah tanam. Kemudian panen ke dua dan seterusnya dilakukan pada 60 hari atau 50 hari.
Selama ini, kita kekurangan informasi mengenai dibalik usia pemanenan tersebut. Perbedaan antara rumput raja yang dipanen di 90 hari dan 60 hari.
Selanjutnya akan saya uraikan mengenai pemanenan waktu yang berbeda terhadap rumput raja ini.
Variasi panen yang dilakukan adalah pada saat 45 hari, 60 hari, 75 hari , 90 hari dan ada yang 150 hari.
Seperti yang sudah saya uraikan di atas, semakin tua usia panen semakin banyak produksi hijauannya.
Panenan rumput raja pada usia 45 hari mendapatkan berat segar sebanyak 57 gram per tanaman. Sedangkan berat keringnya 18,4 %.
Sedangkan kalau di panen pada usi 60 hari, berat segarnya 369 gram per tanaman dan berat keringnya 21,5 %.
Untuk yang panenan 90 hari berat segar yang didapat adalah 2901 gram per tanaman dengan berat kering 13,3 %. Jadi per tanaman berat hijauan segar yang di dapat sejumlah hampir 3 kg.
Panenan yang lebih wow kalau di potong pada hari ke 150 hari setelah tanam. Berat segarnya adalah 7326 gram per tanaman dengan berat kering 22,2 %.
Per tanaman beratnya 7 kg. Cukup masuk akal. Karena rumput raja ini tingginya bisa mencapai 4 meter. Dengan diameter batang bisa sampai 2 cm.
Dan panenan dipotong pada ketinggian 10 – 20 cm dari tumbuhnya tunas. Berarti bobot sebanyak itu temasuk batang dan daun dari rumput raja.
Untuk bisa berproduksi sebanyak itu rumput perlu di pupuk. Sebagai informasi, pupuk yang digunakan adalah urea, SP-36, KCL, Pupuk Organik dan Pupuk Kandang.
Untuk dosinya urea 200 kg/hektar, Sp-36 150 kg/hektar, KCL 150 kg/hektar, Pupuk organik komersil 500 ml/hektar dan pupuk kandang 5 ton/hektar.
Bagaimana pengaruh usia panen terhadap kandungan protein dan serat?
Bagaimana pengaruhnya sudah saya singgung pada bagian atas. Supaya lebih singkat informasinya akan berikan dalam bentuk tabel.
Sekarang kalau kita mau menanam rumput raja sebagai hijauan, kita ada informasi yang bisa kita gunakan.
Jika ingin hijauan punya protein tinggi rendah serat, jarak panen kita lakukan setiap 75 hari sekali.
Kalau kita ingin produksi hijauan yang lebih banyak, kita panen minimal 90 hari sekali. Akan tetapi konsekuensinya kandungan proteinnya rendah sedangkan seratnya tinggi.
Pembuatan silase rumput raja
Kenapa sih rumput raja harus di silase? Bukankah dengan di panen pada usia di bawah 60 hari kualitas nutrisinya cukup bagus? Dibuat silase malah nambah – nambah biaya dan tenaga.
Bukan begitu maksudnya, kalau lahan yang dimiliki cukup luas dan produksi hijauan rumput raja bisa mencukupi, silase saya kira tidak perlu dilakukan.
Kalau lahan yang dimiliki sempit atau penanaman dengan memanfaatkan lahan tidak produktif, pemanenan serentak perlu di buat silase supaya bisa diberikan dalam bentuk segar setiap saat.
Cara membuat silase rumput raja.
Rumput di cacah menjadi ukuran yang kecil – kecil, sekitar 2 – 3 cm. Kemudian dilayukan sampai kadar air sekitar 60%.
Rumput yang sudah dicacah bisa ditambahkan bahan – bahan sebagai sumber karbohidrat. Misalnya molases atau dedak padi.
Molases yang diberikan jumlahnya antara 1 – 3 % dari berat hijauan yang sudah layu. Kalau rumputnya 10 kg maka molasesnya antara 100 – 300 gram.
Kalau menggunakan Dedak padi, ia dapat diberikan dengan jumlah antara 5 – 15%nya. Seandainya hijauannya sebanyak 10 kg, maka dedak padinya sebanyak 0,5 – 1,5 kg.
Setelah itu campurkan antara rumput raja dengan salah satu bahan sumber karbohidrat sampai merata.
Selanjutnya, simpan ke dalam wadah yang tertutup rapat dan di padatkan sepadat-padatnya. Penyimpanan optimal dilakukan selama 28 hari.
Kalau mengikuti langkah-langkah pembuatan silase ini, maka kualitas dari rumput raja akan tetap terjaga.[4]
Pemberian rumput raja terhadap ternak sapi
Kelemahan rumput raja adalah serat kasarnya yang tinggi. Akibatnya nilai kecernaannya rendah.
Kalau kecernaannya rendah, maka nutisi yang dapat terserap oleh ternak hanya sedikit. Selebihnya dibuang melalui kotoran.
Apalagi kalau rumput raja hanya digunakan sebagai pakan tunggal.
Untuk mengatasi hal ini, dapat dikombinasikan dengan pakan lain yang tingkat kecernaanya lebih tinggi. Tapi kalau tidak ada, rumput raja juga bisa dibuat sebagi pakan tunggal.
Meskipun diberikan sebagai pakan tunggal, rumput raja tetap memberikan performa yang lumayan pada sapi.
Tetap ada pertambahan bobot badah tiap harinya. Nanti akan saya uraikan lebih lanjut mengenai hal ini.
Kenapa saya katakan lumayan, karena rumput raja mempunyai tingkat kecernaan yang cukup baik.
Dalam sebuah penelitian, rumput raja yang digunakan sebagai pakan tunggal, kecernaan bahan keringnya 56,27% sedangkan kecernaan bahan organiknya 87,85%.[5]
Menurut saya, itu nilai kecernaan yang lumayan tinggi. Rumput raja sangat bisa digunakan sebagai pakan tunggal. Kalau memang tidak mungkin untuk menambahkan pakan yang lainnya.
Cocoknya kalau rumput raja digunakan dalam usaha pembesaran pedet. Kalau dalam usaha pembesaran pedet, itu kan waktunya lama. Pertumbuhan badan hariannya juga tidak ditarget tinggi – tinggi amat.
Informasi lain rumput raja yang digunakan kandungan PK dan SK nya masing – masing adalah 11,68% dan 25,48%.
Pertambahan bobot dengan pakan rumput raja
Seperti yang sudah yang saya singgung di atas, meskipun rumput raja digunakan sebagai pakan tunggal, ternak tetap memberikan performa yang cukup baik.
Setidaknya lebih baik dari pada jerami padi.
Ada sebuah penelitian tentang pemberian rumput raja untuk ternak sapi PO. Jenis kelamin ternak adalah sapi PO betina dengan berat 200 kg.
Pakan yang diberikan adalah rumput raja dengan kombinasi dengan tebon jagung.
Selama dua bulan penelitian, pemberian ransum rumput raja 100% memberikan pertambahan bobot badan harian rata – rata sebanyak 0,36 kg/ekor/hari.[6]
Harusnya, kalau pakan yang diberikan berkualitas baik, sapi PO bisa nambah bobot badan sebanyak 0,5 kg/ekor/harinya.
Artinya kalau hanya dengan rumput raja pertambahan bobot badannya sebanyak itu, itu kan sudah lumayan.
Memang, dengan menambahkan tebon jagung dalam ransum penelitian nilai pertambahan bobot badannya sedikit lebih tinggi. Akan tetapi nilainya tetap di bawah 0,5 kg/ekor/hari.
Kecuali sapi diberikan ransum tebon jagung full 100%, pertambahan bobot badannya sebanyak 0,55 kg/ekor/hari.
Kesimpulan
Jika kita ingin menanam rumput sebagai hijauan pakan sapi, tidak ada salahnya kalau pilihan kita jatuh pada rumput raja ini.
Hal ini karena selain kualitas nutrisinya yang sedikit lebih baik daripada rumput gajah, produksi hijauannya juga lebih banyak.
Sebagaimana informasi yang ada di atas, kalau ingin rumput raja yang dipanen kualitas nutrisinya tinggi, sebaiknya dipanen pada usia yang lebih muda.
Akan tetapi konsekuensinya jumlah produksi hijauannya lebih sedikit.
Sebaliknya, kalau ingin mendapatkan jumlah hijauan yang lebih banyak, panenlah rumput raja di usia tua. Tapi kandungan proteinnya menurun dan serat kasarnya menjadi lebih tinggi.
Referensi
[1] Suyitman .2014. Produktivitas Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) pada Pemotongan Pertama Menggunakan Beberapa Sistem Pertanian . Fakultas Peternakan Universitas Andalas . Jurnal Peternakan Indonesia, Juni 2014.
[2] Kushartono, Bambang. 1997. Teknik Penanaman Rumput Raja (King grass) Berdasarkan Prinsip Penanaman Tebu. Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Lokakarya Fungsional Non Peneliti.
[3] Mohammad Aldi Khusnul Khuluq. 2016. Kandungan Nutrisi dan Energi Rumput Raja (Pennisetum purpureum x Pennisetum thypoides) Pada Umur Panen yang Berbeda. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultar Peternakan IPB Bogor.
[4] Hidayat, Nur. 2014. Karakteristik dan Kualitas Silase Rumput Raja Menggunakan Berbagai Sumber dan Tingkat Penambahan Karbohidrat Fermentable. Fakultas Peternakan Universitar Jenderal Sudirman, Purwokerto. Agripet Vol 14. No. 1.
[5] Nasriya, Ronny A.V. Tuturoong*, Ch. L. Kaunang, S.S. Malalantang, MM Tindangan. 2016. Pengaruh Pemberian Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) dan Tebon Jagung Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Pada Spai PO Pedet Jantan. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado. Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 2 : 387 – 394
[6] Heryanto, K. Maaruf, S.S. Malalantang, M.R. Waani. Pengaruh Pemberian Rumput Raja (Pennisetum purpupoides) dan Tebon Jagung Terhadap Performans Sapi Peranakan Ongole (PO) Betina. Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi , Manado. Jurnal Zootek (“Zootek” Journal ) Vol. 36 No. 1 : 123-130 (Januari 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar